Posted by DKT NEWS | Berita Nasional on Wednesday, February 4, 2015
DKT-News.Com Demam batu permata yang melanda Sulsel sejak Desember 2014 bukan
fenomena baru. Ini fenomena berulang. Bahkan, demam batu permata sudah
terjadi di zaman Rasulullah SAW, 1.400 tahun silam.
Hadis riwayat Imam Muslim yang menjelaskan bahwa cincin Rasulullah
SAW terbuat dari perak dan batu mata cincinya berasal dari negeri
Habasyi.
Beberapa riwayat menerangkan bahwa Nabi sendiri juga mengenakan
cincin yang terpasang di jari kelingkingnya sebagaimana hadis riwayat
Anas bin Malik mengatakan, Cincin Rasulullah terbuat dari perak dan
batunya merupakan batu Habasyi, (HR Muslim dan Tirmidzi), hadis ini
diderajatkan hasan sahih, dan dishahihkan oleh Al-Albani.
“Dari Anas bin Malik ra ia berkata, bahwa cincin Rasulullah saw itu
terbuta dari perak dan mata cincinya itu mata cincin Habasyi." (HR
Muslim)
Dalil di atas juga menunjukkan bahwa batu cincin Rasulullah berjenis
Habsyi, sejenis batu berwarna hitam kemerah-merahan yang berasal dari
Afrika, riwayat lain menyebutkan,
Batu Akik
Yaman. Jenis batu ini dapat ditemui di Afrika dan Yaman, dan
ciri-cirinya dikenali dengan warna merah tua pekat atau merah darah,
walau terlihat kehitam-hitaman, jika diliat dengan cahaya laser akan
terpancar merah tua pekak, tidak jauh beda dengan batu bacan asal
Indonesia.
Dalam hadis lain riwayat Imam Muslim dikisahkan, cincin Rasulullah
bertuliskan 'Muhammadur-Rasulullah'. Model penulisannya menempatkan nama
beliau di bawah kalimat Allah yang berada di atas. Setelah Nabi wafat,
cincin itu dipakai oleh Umar bin Al-Khattab lalu diwariskan kepada
Utsman bin Affan. Suatu ketika, Utsman tak sengaja menjatuhkannya di
sumur dan hilang. Akhirnya, sumur itu pun dinamai "khatam" yang berarti
cincin.
Istilah khatam juga umum dipakai sebagai penutup sebuah surat yang
dilegalisasi sebuah stempel, karena itu pula orang Arab menyebut khatam
sebagai stempel, dan cincin Nabi memang berfungsi sebagai stempel surat
menyurat.
Hadis tentang batu permata itu sudah diulas Ilham Kadir, Peneliti
MIUMI & Kandidar Doktor Pascasarjana UIKA Bogor, dalam rubrik
Opini Tribun Timur, edisi 9 Januari 2015. [Baca
Kemaruk Cincin Batu Akik]
Batu Akik ditemukan di banyak negara termasuk di Indonesia, India,
Iran, dan China dalam beragam warna merah, kuning, abu-abu condong ke
warna biru, dan putih.
Ibnu Shahr Ashub meriwayatkan: Pada satu hari malaikat jibril turun
menghadap Rasulullah SAW dan berkata, "Tuhanku menyampaikan salam
kepadamu dan berfirman untuk memakai cincin di tangan kanan dan memasang
batunya dari Akik dan katakan kepada sepupumu (anak pamanmu; Imam Ali
as) untuk memakai cincin di tangan dan memasang batunya dari batu Akik,
kemudian Ali as bertanya, Ya Rasulullah SAW apa itu Akik? Rasulullah SAW
berkata, "Akik adalah sebuah gunung di Yaman.