Posted by DKT NEWS | Berita Nasional on Tuesday, December 4, 2018
Aceh merupakan sebuah provinsi di Indonesia. Aceh terletak di ujung
utara pulau Sumatera dan merupakan provinsi paling barat di Indonesia.
Ibu kotanya adalah Banda Aceh. Jumlah penduduk mencapai sekitar
4.500.000 jiwa. Letaknya yang strategis berdekatan dengan Kepulauan
Andaman dan Nikobar di India dan terpisahkan oleh Laut Andaman. Aceh
berbatasan dengan Teluk Benggala di sebelah utara, Samudra Hindia di
sebelah barat, Selat Malaka di sebelah timur, dan Sumatera Utara di
sebelah tenggara dan selatan.
Salah satu kekayaaan yang di miliki oleh aceh adalah batu mulia atau
akrabnya di kenal dengan sebutan Giok Aceh, Giok Aceh saat ini menjadi
pembicaraan hangat dikalangan masyarakat Indonesia pada umumnya. Memakai
batu Idocrase Bio Solar Aceh melingkari jari bukan lagi sekedar hobby
akan tetapi menjadi pilihan bisnis yang sangat menguntungkan. Ada
beberapa jenis batu mulia yang terdapat di propinsi Aceh.
Salah satu jenis batu telah diperkenalkan ke publik dengan nama Lumut
Aceh dan belum hilang kekaguman akan keindahan batu lumut aceh, dibulan
Agustus dihebohkan kembali oleh batu Aceh dengan satu varian terbaru
berjenis batu Idocrase dengan nama Batu Bio Solar Aceh.
Penamaan bio solar aceh ini sendiri diambil dari jenis yang memiliki
warna yang menyerupai minyak solar, kemudian diberi nama Batu Bio Solar.
Batu tersebut pertamakalinya ditemukan di Aliran Sungai desa Ketambang dan desa Pecat kecamatan Pantai Cermin.
Untuk teksturnya sendiri, batu jenis Idocrase ini cukup keras, yaitu
rata-rata 7 mohs, sehingga dalam pengerjaan batu jenis ‘solar aceh’ ini
harus sangat berhati – hati serta perlu ketrampilan khusus untuk bisa
membaca arah serat pada batu tersebut. apabila tidak hati – hati
kemungkinan retak bahkan pecah itu bisa menjadi resiko tersendiri.
Para pemilik batu tersebut membuat dalam bentuk cabochon atau
setengah lingkaran, pola ini dipakai agar bentuk batu pada cincin
nantinya akan kelihatan kekar tapi punya keagungan.
Untuk jenis batu idocrase batu Solar Aceh di kategorikan menjadi tiga nama :
1. Solar
Jenis ini akan menampilkan warna coklat persis seperti warna minyak solar yang biasa di gunakan pada bahan bakar mesin diesel.
2. Bio Solar
Jjenis ini memiliki ciri-ciri warna coklat kehijauan dengan fenomena
luster/klep air berwarna kekuningan dimana jenis ini yang memiliki harga
tinggi tergantung kualitas dan ukurannya.
3. Cincau
Jenis ini akan menonjolkan warna hijau kekuningan, sehingga secara
visual terlihat warna cerah, tapi ada juga yang dominan lebih tua untuk
‘cincau’.
Ini menunjukan bahwa kreatifitas akan keanekaragaman jenis-jenis batu
dari kabupaten Aceh Barat propinsi Nanggro Aceh Darussalam seakan tidak
pernah kehabisan kekayaan mineral alam akan potensi-potensi batu mulia,
sungai-sungai yang mengalir di sepanjang Bumi Serambi Mekah ini seakan
seperti singasana sang idocrase, tak salah apabila Lumut Hijau Di Ujung
Barat Indonesia ini menjadi raja baru di dunia perbatuan asli dari Bumi
Serambi Mekkah.
Pada dasarnya bahan - bahan batu Bio Solar Aceh adalah keluarga jenis
lumut belimbing, akan tetapi karena warna yang berbeda meski didalam
satu bongkah membuat pemberian nama yang berbeda pula. Ini bisa terjadi
karena posisi sebagian bongkahan batu ada di dalam permukaan air dan
yang sebagian lagi tertanam didalam tanah, hal itulah yang
menyebabkannya terjadinya perbedaan warna.
Bahkan sering dijumai dalam satu bongkah bahan terkadang terdapat 4 warna yaitu hijau,coklat,kuning dan warna hijau cincau.
Untuk menentukan bahan Solar Aceh harus jeli dan teliti, karena jenis
idocrase ini memang memiliki potensi mudah retak saat sebelum diproses,
jadi memang harus hati - hati dalam mengerjakannya. Media gosok pun
harus diperhatikan dalam proses, media air selalu diperlukan guna
meredam gesekan panas dan menghindari adanya pecah. Jenis batu bio Solar
Aceh memang menjadi warna baru dibelantika perbatuan Nusantara. [sbc]