Posted by DKT NEWS | Berita Nasional on Monday, September 1, 2014
TRIBUNNEWS.COM, KAYUAGUNG - Puluhan tahun murid
sekolah tingkat dasar di empat kampung desa Riding, Kecamatan Pangkalan
Lampam, Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI), provinsi Sumatera Selatan,
belum memiliki sekolah dasar (SD) negeri.
Dua swasta dan dua lainnya berstatus SD filial menginduk ke SD Riding, itu pun baru 2010 lalu.
Jumlah rata-rata 50 murid per sekolah hanya diajar oleh satu guru.
Bahkan ada satu sekolah, diajar oleh nenek berusia 60 tahun lebih sejak
1996 lalu.
Nenek 11 cucu itu hanya bermodalkan ijazah Sekolah Dasar. Guru di
tempat tersebut, pendidikan paling tinggi hanya tamatan sekolah menengah
atas (SMA).
Sedangkan bangunan sekolah di empat kampung yakni Penyabungan, Rengas
Abang (swasta), Muara Byuku, dan Sungai Rasau (SD filial) masih terbuat
dari kayu. Semua bangunan sekolah merupakan sumbangan dari perusahaan
terbatas (PT) termasuk gaji semua guru.
"Sudah sering dulu mengajukan usulan untuk membangun sekolah ke
pemerintah, tapi gak dapat-dapat. Hingga akhirnya, kami mengajukan
usulan ke PT di sini dan mereka mau membangunkan sekolah," kata Nopri
Sukardi, guru Madrasah Ibtidaiyah (MI) Nurun Zahabun yang terletak di
kampung Penyabungan tersebut.
Nopri merupakan karyawan PT yang beroperasi di wilayah kampung tersebut.
Ia dibagian hubungan masyarakat. Saat ini dia diperintahkan untuk
mengabdi ke masyarakat khususnya di sekolah swasta itu untuk mengajar
anak-anak di MI tersebut.
"Saya ini karyawan PT. Saya ditugaskan untuk mengajar di sekolah di
sini. Memang benar, bahwa sekolah ini dan tiga kampung lainnya merupakan
sumbangan dari PT tempat saya bekerja," kata pria yang hanya tamatan
SMA.