Posted by DKT NEWS | Berita Nasional on Friday, September 26, 2014
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA- Sikap PAN dan
PKS yang tiba-tiba menolak pilkada langsung pasca kekalahan pasangan
Prabowo-Hatta Rajasa saat pilpres,dianggap mencerminkan semangat
reformasi yang diusung sebagai landasan pendirian partai tersebut era 98
sebagai antitesis Golkar, telah gugur.
Hal itu diungkapkan
Direktur Eksekutif Pusaka Trisakti Fahmi Habsyi menanggapi sikap
partai-partai yang ia anggap dahulu, reformis. Ternyata, imbuhnya,
berbalik mendukung apa yang telah dijalankan oleh Orde Baru diera Golkar
zaman Suharto.
"Lain kata lain perbuatan ini sejarah terhitam era
SBY dan tanda-tanda runtuhnya sebuah rezim dan dinastinya. Sekaligus,
momen yang tepat buat PAN dan PKS jika ingin bubarkan diri untuk
bergabung dengan Golkar karena hakekat reformasi yang diperjuangkan
dahulu 'dikubur' oleh ambisi jangka pendeknya," ujar Fahmi, Jumat
(26/9/2014).
Fahmi mengaku teringat saat Amien Rais berpidato
acara MARA (majelis amanat rakyat) sebagai embrio PAN, begitu
mengebu-gebu mendukung pilkada dan pilpres langsung, dan menyatakan
bahwa MARA akan perjuangankan agenda reformasi.
Namun, katanya, seoal Amien Rais sudah layak menjadi Ketua Golkar Baru jika PAN jadi merger dengan Golkar.
"Sebagai
aktivis 98 dan kaum muda saya minta maaf karena telah salah ikut
mendengarkan pidato Amien saat itu dan percaya omongan orang yang lebih
tua. Hari ini saya menghimbau agar segala penyebutan Amien Rais sebagai
tokoh reformasi "haram" tercatat dalam literatur sejarah bangsa,"
tuturnya.
"Untuk anak cucu dimasa datang demi kehormatan dan darah pahlawan reformasi korban tragedi trisakti dan semanggi,"pungkasnya.
Sumber